Aku teringat,suatu saat pada sebuah senja
Berdiri seorang lelaki dengan helm putih dan sebatang rokok,terlihat gelisah
Di sebelah barat Terminal kota
Dia tak menyadari ada aku yang mengawasi tingkah lakunya dengan takjub
Jari jemarinya sibuk memencet tombol demi tombol di ponselnya
Sesekali dia hisap rokoknya sambil menyeka butiran keringat
Yang meluncur dari dahi membasahi lensa minusnya
Matanya dengan tajam menatap setiap lalu lalang bis antar kota
Dia masih sibuk dengan ponselnya,...
Berulang ulang dia coba menelepon seseorang, namun gagal
Dengan setengah berjingkat ku hampiri dia
Dan ku tepuk lembut pundaknya
Tak ku hiraukan kekagetanmu
Segera ku benamkan rinduku di dada bidangmu
Dia melonggarkan pelukanku,serta menatap tajam manik mataku
Sempat kita bersilat lidah,karena dia tak suka dengan keisenganku
Samar ku lihat sudut matamu tergenang
aaahhhh,hanya kau,...Lelaki yang ku tuju
Kataku dengan mantap,lalu dia tersenyum....hmmmm senyum yang indah
Dari sebuah wajah yang sangat tampan
Kembali ku pererat pelukanku
Dengan jenggah dia bisikkan sesuatu,lalu ku hanya pasrah mengangguk
Heiiiiii,maklumilah.....bukankah kalian juga pernah muda????
Tak ku hiraukan tatapan serta siulan tukang becak yang sedari tadi terus mengawasi kami
Batinku dengan pembelaan diri atas tatapan ingin tahu mereka
Segera dia menarik tanganku
Karena jarum jarum dari atas langit semakin tajam menghujani pertemuan kami
Dia kini yang memelukku,serta mengecup keningku
Ku hanya terdiam ketika dia melajukan sepeda motornya membelah gerimis ke arah kota
Masih dia genggam erat tanganku,dingin mulai menyergap
Kulingkarkan tangan kanan ku memeluk pinggang berototnya dengan mesra
Senja yang basah mengawali kisah dua anak adam yang sedang di mabuk asmara